Plt Bupati Malang Ajak Pendidik Menyadari Perbedaan
Humas - Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia Kabupaten Malang (IGTKI PGRI) menggelar acara Halal Bihalal Keluarga Besar IGTKI PGRI kab Malang di Pendopo Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Rabu (12/06).
Acara ini dihadiri oleh Plt Bupati Malang H. Sanusi, Dr. M. Hidayat MM, Semua Kabid di jajaran Diknas Kab Malang, Kasi di Paud Dikmas, ketua IGTKI PGRI kab Malang Drs Handarijati, Bapak Camat serta Pengurus IGTKI PGRI kecamatan se Kabupaten Malang.
Sanusi bersyukur, dirinya dan seluruh hadirin masih diberi kesempatan untuk memperkuat ikatan tali silaturrahmi dan ikatan persaudaraan antar sesama. Beliau mengajak semua hadirin memanfaatkan momen ini dengan mengikhlaskan dan saling memaafkan kesalahan serta kekhilafan yang pernah dilakukan.
"Saya yakin diantara kita semua tidak terlepas dari salah dan khilaf, karena kita adalah manusia tempatnya salah dan khilaf. Mudah-mudahan dengan saling memaafkan dosa kita diampuni sesama dan oleh Allah Swt, "ujarnya.
Dijelaskannya, setiap individu peserta didik adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan atau tingkatan serta karakter masing-masing. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk mengetahui perbedaan antar individu dalam hal pembelajaran.
"Kemampuan berbahasa, perkembangan intelektual, pengalaman, gaya belajar, bakat dan minat serta kepribadian. Beberapa perbedaan ini sangat perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran,"ungkapnya.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, guru harus dapat menentukan bagaimana perlakuan yang harus diterapkan pada peserta didik. Guru juga harus memperhatikan masing-masing siswa sehingga guru bukan hanya mampu memberikan perlakuan secara umum pada tiap kelompok belajar, namun juga harus mampu memberikan perlakuan khusus yang tepat pada masing-masing individu.
"Terutama individu yang memiliki karakter berbeda dari karakter peserta didik pada umumnya. Misalnya, ada individu yang selalu memperoleh nilai rendah dan kurang mampu mengikuti pelajaran. Guru perlu menyadari perbedaan ini, mencari penyebab dan memberikan perlakuan khusus,"ujarnya. (sus/dhn)