Disdik Kab Malang Membekali Staf dengan Keterampilan Akuntansi
Humas - Untuk meningkatkan ketrampilan pembukuan kepada para staf, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang menggelar Pelatihan Pembukuan Kas di Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Rabu (15/05).
Dalam sambutannya, Plt Sekretaris Dinas Pendidikan, Puji Hariwati M.Pd, mengingatkan kepada para staf untuk terus belajar hal baru. Hal ini, kata dia, untuk menjawab tantangan para staf yang seringkali bekerja tidak sesuai dengan ilmu yang digelutinnya di bangku kuliah.
"Belajarlah hal baru sampai kapanpun. Belajar adalah meningkatkan kualitas manusia. Derajat manusia adalah karena ilmu,"ujarnya.
Dalam belajar hal apapun, kata Puji, para staf harus bersungguh-sungguh untuk mengambil manfaat dari apa yang dipelajari. Jika mereka tidak bisa mengambil manfaat artinya belajar mereka gagal.
"Mengapa mereka gagal belajar, karena mereka tidak fokus dengan yang dihadapi. Pikiran mereka melayang-layang. Itu yang membuat mereka tidak berhasil,"tambahnya.
Hasil dari belajar, lanjut ibu asli Malang ini, adalah perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kompetensi, sikap, moral dan tingkah laku.
"Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sopan menjadi sopan. Sedangkan puncak dari orang yang sudah belajar adalah sikap dewasa. Orang yang memiliki sikap ini tidak akan mudah marah atau memarahi, tidak mudah menyalahkan. Karena dia punya pengalaman dan telah belajar banyak hal. Dia akan selalu memberikan solusi,"tegasnya.
Dijelaskannya, akuntansi sendiri adalah istilah internasional dari pembukuan. Siklus akuntansi dimulai dari jurnal, buku besar, neraca saldo, neraca lajur dan berakhir di laporan keuangan. Sedangkan bahan pencatatan untuk siklus diambil dari transaksi.
"Transaksi itu adalah kejadian sehari-hari. Ini adalah mentah dan belum tersentuh pembukuan. Pencatatan pertama adalah jurnal, selanjutnya buku besar, neraca saldo, neraca lajur dan terakhir laporan keuangan. Karena di Dinas Pendidikan tidak ada laba rugi, tidak ada laporan modal dan neraca, maka belajar kita berhenti di neraca saldo.,"ujarnya.
Para staf dibekali dengan tata cara pencatatan transaksi di buku besar dan neraca saldo. Mereka mempraktekan langsung pencatatan buku besar dan neraca saldo.
”Neraca saldo idealnya dibuat setiap tutup bulan, paling lama satu tahun sekali. Tapi yang paling baik dibuat tiap akhir bulan. Neraca saldo per bulan berfungsi untuk mengetahui lebih dini sehat atau tidak keuangan. Jika tidak sehat, pimpinan bisa mencari kendali atau jalan keluar di bulan berikutnya,"ungkapnya.
Ditambahkannya, kondisi keuangan harus segera diketahui, apakah dalam kondisi baik atau buruk, kalau buruk artinya kondisi keuangan dalam bahaya. Maka berikutnya harus berhati-hati.
"Kalau kondisinya buruk maka akan ditarik bukti. Maka nomor-nomor bukti di buku besar harus jelas adanya,"tambahnya.
Di akhir pelatihan, Ibu berkacamata ini menekankan kepada para staf untuk memiliki kompetensi 4K yakni komunikatif, kolaboratif, kreatif dan berfikir kritis.
"Komunikatif fungsinya untuk mencari informasi, Kolaboratif untuk bekerjasama memecahkan persoalan, kreatif untuk menemukan ide bagus sehingga pekerjaan tidak monoton dan berfikir kritis yakni mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah,"pesannya. (sus)