Workshop Stunting: Orang Tua Wajib Memenuhi Kebutuhan Dasar Balita
Pemkab Malang, Dispendik - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Demikian penjelasan Kasi Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Kependudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Malang, Evi Kurniawati saat memberikan materi Strategi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Malang Melalui Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) pada kegiatan Pendidilan Keluarga (Stunting) di Aula Panji Selasa(15/12).
"Permasalahan stunting mulai terjadi sejak di dalam kandungan dan baru akan terlihat sejak anak menginjak usia dua tahun. UNICEF mendefinisikan stunting sebagai persentase anak-anak usia 0 – 59 bulan dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO," katanya
Beliau menambahkan selain mengalami hambatan pertumbuhan, stunting juga berkaitan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal. Dan hal ini, lanjutnya, akan mempengaruhi pendidikannya. Dengan demikian, Ibu berkacamata ini mengingatkan orang tua agar dengan serius memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh optimal.
"Kebutuhan dasar terbagi tiga yakni asuh, asih, dan stimulasi. Salah satu kebutuhan asuh yang penting adalah nutrisi, terutama untuk anak usia sampai 2 tahun. Dua tahun pertama kehidupan adalah periode kritis. Di fase ini anak harus mendapat asupan makanan dengan gizi optimal," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT mengatakan penurunan stunting harus dilakukan bersinergi dengan melibatkan beberapa kementerian, lembaga serta koordinasi pemerintah pusat dan daerah.Beliau menambahkan dalam mengatasi stunting ini kabupaten perlu adanya koordinasi lintas sektor seperti dispendik, dinkes, BKKBN dan SKPD lain untuk ikut menentukan langkah-langkah harmonis antar SKPD dalam penenganan stunting yang menjadi prioritas utama tahap ini.
"Koordinasi ini diharapkan mempercepat dalam pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan stunting. Tujuan utamanya tetap satu untuk mempercepat mengatasi stunting di Kabupaten Malang"terangnya.
Dijelaskan, ada dua program penurunan stunting yang akan dilakukan pemerintah saat ini. Program pertama adalah pemutakhiran data penyandang stunting di kabupaten Malang. Kedua, melibatkkan semua OPD seperti dispendik, dinkes, BKKBN dan opd lain yang dibina lagi menjadi preventif, promotif bukan kuratif.
"Peran keluarga dalam mengentas stunting juga harus ikut berpartisipasi aktif karena keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama,"katanya.
Melibatkan keluarga dalam penurunan stunting, lanjutnya, diharapkan melibatkan keluarga masyarakat agar dapat melaksanakan dengan baik dan bermakna sehingga menghasikan penurunan stunting.
"Dengan adanya kegiatan ini, peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampian dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada guna memaksimalkan layanan Nawa Bhakti Satya yang ketiga, yakni jatim sehat dan cerdas. melalui workshop ini harapannya peserta dapat memahami Nawa Bhakti Satya ketiga yakni jatim sehat dan cerdas dalam hal pencegahan stunting,"ujarnya mengakhiri.