Detail Berita

Dua Guru SD Kabupaten Malang Lolos sebagai Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Kemendikbud

 

HUMAS - Dua guru SD Kabupaten Malang berkesempatan unjuk karya media yang dibuatnya bersaing dengan guru lain se Indonesia. Ini setelah keduanya ditetapkan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru SD 2019.

Kesempatan ini seperti tertuang dalam surat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI tertanggal 9 September 2019 lalu. Kemendikbud menetapkan setidaknya 96 finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SD tahun ini. 

Dua guru berprestasi ini adalah Ari Dwi Haryono (guru SD Bani Hasyim Singosari) dan Ursula Lita Justina (SDN Ardirejo 04 Kepanjen). Ari Dwi Haryono menjadi finalis Inobel pada kategori guru Kelas Matematika. Sementara, Ursula Lita pada kategori guru Kelas Tematik.

Keduanya sama-sama telah lolos seleksi, visitasi, dan workshop dengan penilaian sangat ketat hingga Tahap 3. Mereka harus presentasi pemanfaatan media dan alat peraga inovatif yang sudah dikembangkan, saat Perlombaan Inovasi Pembelajaran Guru SD Nasional di Kota Batu, 22-27 September 2019 mendatang. 

Ursula Lita Jusnita misalnya, mengungkapkan telah membuat media pembelajaran inovatif berupa kolase jejak tumbuhan dengan memanfaatkan kain. Menurutnya, media ini membantu siswa memiliki pemahaman tematik pada Tema 7 Kelas IV SD. 

Menariknya, dengan media yang dibuatnya ini bisa mengajak siswa menguasai pengetahuan, sekaligus beberapa keterampilan. Media yang dibuat Ursula ini memang mencakup pembelajaran tematik Bahasa Indonesia, IPA, serta Seni Budaya dan Prakarya.

Dengan kain, lanjutnya, nilai artistik karya kolase jejak tumbuhan menjadi bertambah dan bisa lebih kreatif hasilnya, karena dibentuk seperti yang diinginkan. 

"Media ini juga mengkombinasi kemampuan jurnalistik anak, dimana proses membuat kolase diliput lalu dijadikan laporan dalam bentuk e-book. Semua dilakukan dalam waktu sehari," kata Ursula Lita ditemui di SDN Ardirejo 4, Jumat (13/9/2019).

Sementara itu, Ari Dwi Haryono mengungkapkan, memanfaatkan alat peraga berupa Papan Satuan dan nol disingkat Papan Sanol. Alat peraga ini dimanfaatkan dalam pembelajaran Matematika untuk mempermudah siswa dalam mengkonversi satuan volume, karena selama ini siswa masih kesulitan memecahkan soal hubungan satuan antar volume. [min]

Berita Lain