Detail Berita

Dinas Kesehatan Ingatkan Bahaya Diet Ketat bagi Remaja Putri

 

HUMAS - Pernah dengar istilah stunting? Ya, resiko stunting ini masih mengancam anak Indonesia sejak beberapa tahun terakhir.

Secara awam, stunting kerap dipahami jamak sebagai penyakit atau kelainan akibat gizi buruk. Padahal, stunting bisa bermula dari kondisi bahkan saat anak masih menjadi janin dalam kandungan.

Titin Sugiartini, dari Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyebutkan, remaja putri pranikah juga beresiko terhadap bayinya saat melahirkan kelak. Ini jika mereka melakukan diet dengan pola tidak tepat.

Titin mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, sekitar 26 persen remaja putri di usia 5 sampai 14 tahun pernah menderita anemia (kurang darah). Menurutnya, ini patut diwaspadai karena bisa menjadi salah satu penyebab stunting nantinya setelah menjadi ibu rumah tangga.

“Hal ini karena remaja putri melakukan diet ketat untuk terlihat cantik tanpa memperhatikan asupan gizinya, dan akhirnya mereka kurang darah. Inilah awal kehamilan yang tidak sehat, kalau nanti jadi ibu rumah tangga,” jelasnya.

Penyebab lainnya, lanjut Titin, bisa dari faktor lingkungan, seperti malas cuci tangan sehingga telur cacing masuk tubuh dan menyerap makanan meskipun makanan kita bergizi.

“Untuk remaja putri agar lebih memperhatikan jenis makanannya, jangan cuma karbohidrat, tapi kaya protein, mineral, vitamin harus diperhatikan,” imbaunya.

Lalu, apa itu sebenarnya stunting? Menurutnya, stunting berbeda dengan kekerdilan. Stunting adalah kondisi tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya serta diikuti penurunan kognitif si anak. [ss/amn]

Berita Lain